1.
PENULISAN
HURUF
a. Penulisan
Huruf Kapital
Biasa digunakan pada :
-
Mengawali kalimat yang baru.
-
Sebagai huruf awal pada nama diri.
-
Ucapan langsung.
-
Yang berhubungan dengan nama Tuhan dan Kitab
suci.
-
Nama diri, gelar kehormatan, keturunan, atau
keagamaan.
Contoh :
-
Sebaiknya
kita harus mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya
-
Presiden
pertama Indonesia adalah Ir. Soekarno.
b. Huruf
Tebal dan Huruf Miring
-
Judul karang yang dimuat dalam majalah atau
dalam buku kumpulan karangan, atau judul satu bab dari suatu buku yang ditulis
dengan huruf miring.
-
Untuk menegaskan atau mengkhususkan kata, bagian
kata atau kelompok kata.
-
Untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing
yang belum disesuaikan ejaannya.
Contoh :
-
Hari
ini saya baru selesai membaca novel Lovely
Basket.
-
Vira
adalah salah satu teman saya yang berlangganan majalah Bobo.
2.
PENULISAN
PARTIKEL DAN AWALAN
-
Ada kata atau awalan yang harus ditulis
serangkai, yaitu adi-. Juga awalan awa- yang digunakan untuk mengindonesialan
awalan de- pada kata-kata pinjaman
dari bahasa Inggris dan Belanda.
-
Kata antara
ditulis terpisah,, tetapi antar-
ditulis serangkai.
-
Kata maha apabila dirangkai dengan kata dasar
ditulis serangkai. Yang dikecualikan dari ketentuan di atas ialah kata Maha esa yang meskipun kata maha itu dirangkai dengan kata dasar,
tetapi harus dipisah Ejaan yang betul.
-
Bentuk-bentuk lain yang dirangkai ialah awalan pra-, pasca-, pramu-, purna-, tuna-.
-
Kata-kata seperti anti-, non-, sub-, poli-, ultra-, supra-. Juga ditulis serangkai
dengan kata mengikuti.
-
Gabungan dua kata yang diapit oleh awalan dan
akhiran juga ditulis serangkai.
Contoh :
-
Antisipasi
-
Suprastruktur
3.
PENULISAN
BILANGAN
-
Bilangan yang menunjukan tahun, jam, tanggal,
nomor rumah, harus ditulis dengan angka.
-
Bilangan yang menunjukkan jumlah dari satu
sampai Sembilan ditulis dengan huruf.
-
Dalam table atau grafik jumlah satu sampai
Sembilan pun ditulis dengan angka.
-
Jumlah seperti uang, luas tanah, berat suatu
benda, jarak antara suatu tempat dengan tempat lain, singkatnya jumlah yang
menyatakan ukuran dengan timbangan, selalu ditulis dengan angka.
-
Bilangan tingkat dapat dinyatakan dengan huruf,
dengan angka, dan dengan huruf dan angka.
Contoh :
-
0,5
sentimeter
-
1 jam
20 menit
4.
TANDA
BACA
a.
Tanda Titik (.)
-
Dipakai untuk menandai berakhirnya kalimat.
-
Digunakan sesudah nomor baba tau subbab atau
bagian dari subbab.
-
Singkatan dengan huruf kapital yang merupakan gelar yang
diletakkan di belakang nama tetap menggunakan titik dibelakang tanda koma
tersebut.
-
Digunakan dalam daftar pustaka yang rujukannya
menggunakan sistem rujukan tahun dan halaman. Karangan yang
menggunakan rujukan pengarang atau penyunting, antara judul buku dan kota
penerbit.
Contoh :
-
Kutipan
itu diambil dari halaman 3 dan 6.
-
D.
Rangga senang mengobati orang sakit.
b.
Tanda Koma (,)
-
Digunakan
untuk menandai adanya jeda atau kesenyapan antara dalam suatu kalimat.
-
Sering
digunakan setelah seruan.
-
Digunakan
dalam kalimat majemuk yang anak kalimatnya mendahului induk kalimatnya.
-
Untuk
membatasi unsur-unsur dalam suatu perincian.
-
Untuk
membatasi kata-kata dalam kalimat petikan langsung.
-
Dipakai
di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, dan di antara nama tempat dan
wilaya suatu negara yang ditulis secara beruntun.
Contoh :
-
Studio
tersebut tersedia berupa gitar, drum dan bass.
-
“Jangan
buang sampah sembarangan,” kata Budi.
c.
Titik Koma (;)
-
Digunakan
untuk memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setara.
-
Untuk
membatasi bagia-bagian kalimat yang sudah mengandung koma.
-
Untuk
memisahkan kalimat-kalimat dalam suatu perincian.
Contoh :
-
Hari
makin sore; kami belum selesai juga.
-
Desi
sibuk bernyanyi; ibu sibuk bekerja di dapur.
d.
Titik Dua (:)
-
Dipakai
diakhir suatu pernyataan yang lengkap dan diikuti oleh rangkain atau perincian.
-
Digunakan
untuk pemerian yang berbentuk formula.
-
Juga
dalam surat-surat undangan yang menyebutkan hari/tanggal, pukul, tempat dan
cara dalam bentuk formula.
-
Untuk
membatasi judul karangan dengan subjudulnya, di antara surat dan ayat dalam
kitab suci, diantara tahun dan halaman dalam rujukan kurung antara nama kota
dan nama penerbit dalam daftar pustaka.
Contoh :
-
Project
By : Ahmad Project
Editor : Wicak
-
Budi
: “Siap, Pak.”
e.
Tanda Petik (“ “)
-
Mengapit
petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan tertulis
lain.
-
Mengapit
judul syair, karangan, bab buku apabila dipakai dalam kalimat.
-
Mengapit
istilah kalimat yang kurang dikenal.
Contoh :
-
Pasal
36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara adalah Bahasa Indonesai.”
f.
Tanda Hubung (-)
-
Digunakan
untuk menghubungkan kata-kata yang diulang .
-
Digunakan
apabila huruf-huruf dirangkaikan dengan bilangan, huruf kecil, atau huruf kecil
yang dirangkaikan dengan huruf kapital.
-
Digunakan
untuk menghubungkan awalan atau akhiran dalam bahasa indonesia yang
dirangkaikan dengan kata dasar asing.
Contoh :
-
Anak-anak
kelaparan.
-
Di-packing
5.
TANDA-TANDA
BACA YANG LAIN
a.
Tanda
Elips (...)
-
Digunakan
untuk menandai tuturan yang terputus-putus.
-
Digunakan
dalam suatu kutipan menunjukan bahwa ada kata-kata yang tidak dikutip dalam
kutipan tersebut.
Contoh :
-
“Plak...alhamdulilah...”
-
“Aduh...lupa...”
b.
Tanda
Tanya (?)
-
Untuk
menandai kalimat tanya dan diletakan di akhir kalimat.
-
Tanda
tanya yang ditarh di antara tanda kurung digunakan untuk menyatakan
keragu-raguan atau kesangsian.
Contoh :
-
Siapa
Presiden Indonesia Pertama ?
-
Tanggal
berapa sekarang ?
c.
Tanda
Seru (!)
-
Digunakan
utnuk mengapit penjelasan atau keterangan.
Contoh :
-
Jangan
letakkan benda itu disana !
-
Keluar
!
d.
Tanda
Kurung ()
-
Digunakan
juga untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan merupakan bagian yang
pokok dari pembicaraan.
-
Digunakan
untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci keterangan.
Contoh :
-
Jumlah
barang yang diminta pada berbagai tingkat harga disebut demand (permintaan).
e.
Tanda
Kurung Siku []
-
Digunakan
sebagai tanda koreksi bahwa dalam naskah itu terdapat huruf, kata, atau
kelompok kata yang ditulis di antara tanda kurung siku tersebut.
-
Untuk
memberikan tanda kurung di dalam bagian kalimat yang sudah mengunakan tanda
kurung.
Contoh :
-
Persamaan
akuntansi ini (perbedaannya ada di Bab 1 [lihat halaman 38-40]) perlu
dipelajari disini.
f.
Tanda
Garis Miring (/)
-
Digunakan
dalam penomoran surat.
-
Untuk
membatasi antara gang dengan nomor
Contoh :
-
Modem
itu memiliki kecepatan sampai 7,2 Mb/s.
g.
Tanda
penyikat atau apostrof (‘)
-
Digunakan
untuk menunjukan adanya bagian-bagian yang dilesapkan.
Contoh :
-
Budi
bertugas sebagai pembaca pembuka UUD ’45.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar