Rabu, 15 Oktober 2014

EJAAN

1.         PENULISAN HURUF
             a.     Penulisan Huruf Kapital
                 Biasa digunakan pada :
-          Mengawali kalimat yang baru.
-          Sebagai huruf awal pada nama diri.
-          Ucapan langsung.
-          Yang berhubungan dengan nama Tuhan dan Kitab suci.
-          Nama diri, gelar kehormatan, keturunan, atau keagamaan.
Contoh :
-          Sebaiknya kita harus mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya
-          Presiden pertama Indonesia adalah Ir. Soekarno.

             b.      Huruf Tebal dan Huruf Miring
-          Judul karang yang dimuat dalam majalah atau dalam buku kumpulan karangan, atau judul satu bab dari suatu buku yang ditulis dengan huruf miring.
-          Untuk menegaskan atau mengkhususkan kata, bagian kata atau kelompok kata.
-          Untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing yang belum disesuaikan ejaannya.
Contoh :
-          Hari ini saya baru selesai membaca novel Lovely Basket.
-          Vira adalah salah satu teman saya yang berlangganan majalah Bobo.

2.         PENULISAN PARTIKEL DAN AWALAN
-          Ada kata atau awalan yang harus ditulis serangkai, yaitu adi-. Juga awalan awa- yang digunakan untuk mengindonesialan awalan de- pada kata-kata pinjaman dari bahasa Inggris dan Belanda.
-          Kata antara ditulis terpisah,, tetapi antar- ditulis serangkai.
-          Kata maha apabila dirangkai dengan kata dasar ditulis serangkai. Yang dikecualikan dari ketentuan di atas ialah kata Maha esa yang meskipun kata maha itu dirangkai dengan kata dasar, tetapi harus dipisah Ejaan yang betul.
-          Bentuk-bentuk lain yang dirangkai ialah awalan pra-, pasca-, pramu-, purna-, tuna-.
-          Kata-kata seperti anti-, non-, sub-, poli-, ultra-, supra-. Juga ditulis serangkai dengan kata mengikuti.
-          Gabungan dua kata yang diapit oleh awalan dan akhiran juga ditulis serangkai.
Contoh :
-          Antisipasi
-          Suprastruktur

3.         PENULISAN BILANGAN
-          Bilangan yang menunjukan tahun, jam, tanggal, nomor rumah, harus ditulis dengan angka.
-          Bilangan yang menunjukkan jumlah dari satu sampai Sembilan ditulis dengan huruf.
-          Dalam table atau grafik jumlah satu sampai Sembilan pun ditulis dengan angka.
-          Jumlah seperti uang, luas tanah, berat suatu benda, jarak antara suatu tempat dengan tempat lain, singkatnya jumlah yang menyatakan ukuran dengan timbangan, selalu ditulis dengan angka.
-          Bilangan tingkat dapat dinyatakan dengan huruf, dengan angka, dan dengan huruf dan angka.
Contoh :
-          0,5 sentimeter
-          1 jam 20 menit

4.         TANDA BACA
a.       Tanda Titik (.)
-          Dipakai untuk menandai berakhirnya kalimat.
-          Digunakan sesudah nomor baba tau subbab atau bagian dari subbab.
-          Singkatan dengan huruf kapital yang merupakan gelar yang diletakkan di belakang nama tetap menggunakan titik dibelakang tanda koma tersebut.
-          Digunakan dalam daftar pustaka yang rujukannya menggunakan sistem rujukan tahun dan halaman. Karangan yang menggunakan rujukan pengarang atau penyunting, antara judul buku dan kota penerbit.
Contoh :
-          Kutipan itu diambil dari halaman 3 dan 6.
-          D. Rangga senang mengobati orang sakit.

b.      Tanda Koma (,)
-          Digunakan untuk menandai adanya jeda atau kesenyapan antara dalam suatu kalimat.
-          Sering digunakan setelah seruan.
-          Digunakan dalam kalimat majemuk yang anak kalimatnya mendahului induk kalimatnya.
-          Untuk membatasi unsur-unsur dalam suatu perincian.
-          Untuk membatasi kata-kata dalam kalimat petikan langsung.
-          Dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, dan di antara nama tempat dan wilaya suatu negara yang ditulis secara beruntun.
Contoh :
-          Studio tersebut tersedia berupa gitar, drum dan bass.
-          “Jangan buang sampah sembarangan,” kata Budi.

c.       Titik Koma (;)
-          Digunakan untuk memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setara.
-          Untuk membatasi bagia-bagian kalimat yang sudah mengandung koma.
-          Untuk memisahkan kalimat-kalimat dalam suatu perincian.
Contoh :
-          Hari makin sore; kami belum selesai juga.
-          Desi sibuk bernyanyi; ibu sibuk bekerja di dapur.

d.      Titik Dua (:)
-          Dipakai diakhir suatu pernyataan yang lengkap dan diikuti oleh rangkain atau perincian.
-          Digunakan untuk pemerian yang berbentuk formula.
-          Juga dalam surat-surat undangan yang menyebutkan hari/tanggal, pukul, tempat dan cara dalam bentuk formula.
-          Untuk membatasi judul karangan dengan subjudulnya, di antara surat dan ayat dalam kitab suci, diantara tahun dan halaman dalam rujukan kurung antara nama kota dan nama penerbit dalam daftar pustaka.
Contoh :
-          Project By : Ahmad Project
Editor : Wicak
-          Budi : “Siap, Pak.”

e.      Tanda Petik (“ “)
-          Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan tertulis lain.
-          Mengapit judul syair, karangan, bab buku apabila dipakai dalam kalimat.
-          Mengapit istilah kalimat yang kurang dikenal.
Contoh :
-          Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara adalah Bahasa Indonesai.”

f.        Tanda Hubung (-)
-          Digunakan untuk menghubungkan kata-kata yang diulang .
-          Digunakan apabila huruf-huruf dirangkaikan dengan bilangan, huruf kecil, atau huruf kecil yang dirangkaikan dengan huruf kapital.
-          Digunakan untuk menghubungkan awalan atau akhiran dalam bahasa indonesia yang dirangkaikan dengan kata dasar asing.
Contoh :
-          Anak-anak kelaparan.
-          Di-packing

5.         TANDA-TANDA BACA YANG LAIN
              a.       Tanda Elips (...)
-          Digunakan untuk menandai tuturan yang terputus-putus.
-          Digunakan dalam suatu kutipan menunjukan bahwa ada kata-kata yang tidak dikutip dalam kutipan tersebut.
Contoh :
-          “Plak...alhamdulilah...”
-          “Aduh...lupa...”

              b.      Tanda Tanya (?)
-          Untuk menandai kalimat tanya dan diletakan di akhir kalimat.
-          Tanda tanya yang ditarh di antara tanda kurung digunakan untuk menyatakan keragu-raguan atau kesangsian.
Contoh :
-          Siapa Presiden Indonesia Pertama ?
-          Tanggal berapa sekarang ?

              c.       Tanda Seru (!)
-          Digunakan utnuk mengapit penjelasan atau keterangan.
Contoh :
-          Jangan letakkan benda itu disana !
-          Keluar !

              d.      Tanda Kurung ()
-          Digunakan juga untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan merupakan bagian yang pokok dari pembicaraan.
-          Digunakan untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci keterangan.
Contoh :
-          Jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga disebut demand (permintaan).

             e.      Tanda Kurung Siku []
-          Digunakan sebagai tanda koreksi bahwa dalam naskah itu terdapat huruf, kata, atau kelompok kata yang ditulis di antara tanda kurung siku tersebut.
-          Untuk memberikan tanda kurung di dalam bagian kalimat yang sudah mengunakan tanda kurung.
Contoh :
-          Persamaan akuntansi ini (perbedaannya ada di Bab 1 [lihat halaman 38-40]) perlu dipelajari disini.

             f.        Tanda Garis Miring (/)
-          Digunakan dalam penomoran surat.
-          Untuk membatasi antara gang dengan nomor
Contoh :
-          Modem itu memiliki kecepatan sampai 7,2 Mb/s.

             g.       Tanda penyikat atau apostrof (‘)
-          Digunakan untuk menunjukan adanya bagian-bagian yang dilesapkan.
Contoh :
-          Budi bertugas sebagai pembaca pembuka UUD ’45.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar